- Untuk mengetahui peta potensi anak
- Untuk mengetahui potensi mana yang paling menonjol
- Untuk memperlakukan anak dengan ‘adil’ sesuai potensinya
- Untuk mengetahui seberapa batas kemampuan anak
Menurut pengamat/ahli perkembangan anak, kemampuan anak belum mengerucut ke dalam potensi yang nyata terlihat. Artinya anak dapat melakukan apasaja seperti yang diajarkan atau yang dicontohkan orang lain di sekitarnya. Sehingga anak akan melakukan aktivitas sepanjang ia mengenalnya.
Ahli perkembangan lain juga mengatakan bahwa, ini adalah masa mencoba pada anak. Anak akan melakukan apapun yang baru. Apalagi jika hal baru itu, merupakan kegiatan-kegiatan yang khas untuk anak. Yaitu kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik, menempel kertas warna-warni, permainan tebak-tebakan, dll. Juga memperkenalkan berbagai macam jenis permainan.
Ahli perkembangan ini juga menegaskan bahwa penting untuk memastikan anak ‘bermain’ dengan gembira. Dan berikan pengalaman rasa berhasil atau puas setelah berhasil menyelesaikan permainan. Inilah yang disebut dengan ‘AHA moment’. Rasa puas akan menularkan semangatnya pada kegiatan lain. Bukankah kalau kita amati, anak selalu bermain dengan sungguh-sungguh, mereka tidak pernah bermain dengan ’main-main’.
Secara umum, memang kemampuan nyata anak masih belum jelas di masa balita ini. Kita belum tahu ia berpotensi pada sains seperti berhitung, fisika, kimia. Atau kemampuan musical, melukis, ahli bahasa atau yang lainnya. Yang kita tahu hanyalah bahwa jika anak diperkenalkan pada satu alat musik dia bisa melakukannya. Jika kita ajarkan membaca huruf atau angka, dia bisa memahami. Jika kita ajarkan melukis, dia juga bisa mempraktekkannya. Dan dia bisa melakukan apapun yang diajarkan.
Jadi bagaimana kita tahu potensi anak kita pada usia ini ? jawabnya adalah amati !
Amati jenis permainan atau pengetahuan mana yang ia lakukan dengan gembira. Jenis pengetahuan apa yang bisa ia kuasai dengan cepat. Jenis pengetahuan apa yang bisa ia kuasai dengan cepat dan cermat atau sempurna. Sebenarnya 'suka' dan 'bisa' pada sesuatu hal memiliki makna yang berbeda. Tapi pada batita ini bisa menjadi gambaran potensinya, saat ini.
Memang, pada anak-anak tertentu, potensinya sudah terlihat sejak dini. Tapi sekali lagi jika kita belum memperkenalkannya, kita tidak tahu. Kalau itu kebisaannya. Jadi untuk anak usia ini, berikan saja apapun yang anda tahu. Kemudian amati. Pada akhirnya, anda akan menemukan mana potensi yang menonjol. kalau sudah tahu yang mana, tinggal difokuskan saja pada bidang tersebut, sebut saja bermain biola misalnya. yaitu fokus pada melengkapi pengetahuan dan menambah fasilitas yang menunjang permainan biola.
Jadi saya simpulkan, kalau ada lagi yang bertanya perlukah anak saya yang berusia 3 tahun di tes intelegensi ? jelas ‘kan jawabannya ? TIDAK PERLU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar