Akhirnya kami dapat tempat. Mereka mengklaim bahwa mereka bukan KBIH. Katanya ’kami ini hanya panitia haji’. Sejak awak kami ditekankan bahwa kami akan dilatih untuk menjadi haji mandiri. Yaitu jamaah haji yang diharapkan dapat mengurusi diri sendiri dalam urusan pelaksanaan ibadah, doa-doa, dll.
Memang ada juga kelompok haji lain atau KBIH yang pembimbingnya menjadi pusat acuan jamaahnya. Maksudnya, pemahaman haji diberikan sekilas saja. Dan katanya yang terpenting di tanah suci nanti jamaah akan dibimbing secara keseluruhan, baik ibadah, doa, dll.
Maka dari itu, saat thawaf, sa’i, lempar jumrah, ada saja yang berdoa keras-keras bahkan kalau boleh memakai pengeras suara yang ucapannya diikuti oleh sekelompok orang.
Aku dan mas nang tidak mau seperti itu. Kami yakin, ibadah adalah hal yang personal. Setiap orang bertanggung jawab dengan ibadahnya sendiri. Dan kita tidak boleh menyalahkan orang lain atau orang yang kita ikuti, jika ternyata ajarannya keliru. Kitalah yang harus belajar untuk tahu mana yang benar dan mana yang tidak. Untuk urusan ibadah, kita tidak boleh hanya mengikuti saja. Itulah sebabnya ayat pertama yang diturunkan adalah ‘bacalah’. Artinya kita harus belajar. Dan artinya sebagai seorang muslim kita harus pintar. Ya Allah, Semoga apa yang aku yakini ini benar.
Kami manasik selama 12 pertemuan, itu sudah termasuk praktek pelaksanaannya. Mengobrol dengan teman-teman, keder juga aku. Kelihatannya mereka sudah pintar-pintar. Ternyata ada teman yang sudah ikut manasik di lain tempat. Bahkan ada yang sudah ikut manasik sejak tahun kemaren. Waduh jadi minder nih.
Kami diberi semua pemahaman berhaji dari semua aliran. Yang dari NU begini, yang dari MUI begini, yang dari Muhammadiyah begini. Intinya kami diberi semua jenis variasinya, dan silakan pilih yang mana yang terasa sreg dan ingin dilaksanakan. Niatnya bagus sih. Tapi jadinya kok malah bingung. Ada teman yang saking bingungnya, akhirnya ikut manasik di tempat lain, yang mengajarkan satu jenis saja. Tapi tidak berpindah kelompok
Tapi ada hal positif yang kami rasakan. Memang panitia di sini memperkenalkan semua jenis aliran, tapi pertama kali yang diajarkan adalah haji menurut nabi. Nah, yang pertama inilah yang sreg di hati kami dan yang kami laksanakan.
Oke, kami paham. Garis besar perjalan haji kami yang gelombang II ini adalah :
- Masuk asrama haji, waktu mau berangkat naik pesawat sudah bersiap mengenakan pakaian ihrom
- Sampai di Makkah langsung umroh wajib, karena kami adalah haji tamattu’
- Menunggu pelaksanaan haji
- Berangkat ke mina, kalau mau tarwiyah dulu.
- Pagi tgl 8 dzulhijjah, ke Arafah
- Sorenya setelah maghrib ke Muzdalifah, tapi sholat maghribnya di Muzdalifah
- Tengah malam ke Mina
- Paginya lempar jumrah Aqabah, lalu potong rambut sedikit untuk tahallul
- Besoknya selama 3 hari berturut-turut lempar jumrah
- Kembali ke makkah, thawaf ifadah dan sa’I
- Thawaf wada, sebelum berangkat ke Madinah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar