Senin, 07 Februari 2011

UJIAN KEYAKINAN

Dalam situasi, kondisi dan permasalahan apapun kita akan terhadang oleh yang satu ini. Termasuk pada perjalanan dan ibadah haji. Hal ini aku rasakan setelah seluruh kegiatan haji selesai, sampai tanah air. Sekarang ini baru aku rasakan bahwa setiap orang yang berangkat menunaikan ibadah haji harus tahu dan yakin akan tuntunan atau ajaran ibadah hajinya di tanah air. Nanti setelah berada di tanah suci, tinggal melaksanakannya saja.
Akan ada banyak keraguan bagi orang yang kurang informasi dan kurang yakin dengan pengetahuannya.
Pertama, dimulai saat akan berangkat naik pesawat. Kami yang termasuk gelombang II akan langsung menuju Makkah. Berarti akan langsung menunaikan umroh. Jadi harus memakai pakaian ihrom sebelum masuk Makkah. Ini permasalahannya. Kami yakin, bahwa batas ihrom itu sebelum mendarat di bandara King Abdul Aziz. Jadi agar tidak repot, sebelum masuk pesawat aku sudah memakai pakaian ihrom. Kalau mas nang pakai sarung ihromnya aja. Atasnya pakai kaos. Nanti ganti di atas pesawat. Tuntunan lain menyatakan bahwa kita pakai pakaian ihrom di bandara saja. Untuk praktisnya. Ini sesuai dengan seruan ulama di Indonesia. Mau ikut yang mana, silakan saja.
Perbedaan lain, hari-hari waktu menunggu pelaksanaan haji, ada yang berulang kali melakukan umroh. Padahal tuntunannya tidak boleh ada yang umroh sebelum haji, kecuali umroh wajib. Belakangan aku tahu dari teman yang mendapat pencerahan dari seorang ulama Arab langsung, ternyata umroh sebelum haji, atau umrah pada bulan haji selain yang wajib adalah haram hukumnya.
Perbedaan lainnya, pelaksanaan pembayaran dam dilakukan setelah prosesi haji selesai atau setelah tahallul. Tapi ada yang melaksanakan sebelum haji.
Saat di Arafah menuju Muzdalifah, ada yang sholat maghrib dan isya di jamak di Arafah. Tapi tuntunannya sholat itu dilaksanakan di Muzdalifah.
Ada yang mengusap-usap atau bahkan memeluk Ka’bah atau mengusapkan pakaian atau benda lain ke Ka’bah, karena menganggap itu suci. Sebetulnya boleh aja, tapi jika itu bertujuan untuk jimat dan lainnya itu akan menjadi syirik. Padahal Ka’bah itu ditujukan untuk persatuan, sebagai arah sholat seluruh muslim di dunia.
Di madinah, ada mewajibkan sholat selama 40 waktu di masjid nabawi. Padahal tidak ada kewajiban untuk itu. Hanya saja rasanya sayang sekali, jika sudah sampai di sana sholatnya di tempat lain. Apalagi hotel tempat menginap sangat dekat dengan masjid nabawi.
Dan masih banyak perbedaan lain yang kita pelajari dan yang akan kita temui. Jika keyakinan kita tidak kuat, maka kita akan diliputi perasaan was-was akan keabsahan ibadah kita sendiri.
Maka sekali lagi, belajarlah dan kuatkan keyakinan kita.

Related Posts sesuai kategori



Tidak ada komentar:

Posting Komentar